ROYALPRO WATER TREATMENT SPECIALIST
WATER TREATMENT PLANT
1. DEFINISI
PT. DUTA ABDYA PERKASA adalah perusahaan yang juga bergerak dibidang Agent, distributor, supplier, kontraktor dan perdagangan umum. PT. DUTA ABDYA PERKASA merupakan Agent, Distributor Kimia & Media Khusus Water Treatment, supplier Kimia Industri / Drilling , Laboratorium equipment , Electric dan Mekanik untuk berbagai industri.
Produk yang kami pasarkan terutama untuk water management merupakan produk yang sangat efektif dan ramah lingkungan yang mengacu kepada US EPA, OSHA and European environmental standards. Perusahaan kami juga merupakan kontraktor dan perancangan untuk water treatment plant seperti : Reserve Osmosis , Pabrik AMDK, Demineralizer plant, Softener plant, Sand filter, Water Treatment Plant, WasteWater Treatment Plant, Sawage Water Treatment Plant. PT. DUTA ABDYA PERKASA juga akan memberikan After Sales Service secara berkala untuk program Water Management.
Produk / Jasa Utama kami antara lain :
• K I M I A
Kimia Industri, Kimia Drilling, Kimia Crumb Rubber, Kimia Analys, Kimia Pengolahan Air Bersih
• LABORATORIUM EQUIPMENT
Laboratorium mutu air, industrie, tambang, minyak kelapa sawit, crumb rubber / karet
• MEDIA FILTRASI AIR Anthracite, Karbon Aktive, Silica Sand / Gravel, Zeolit, Ferrolite, Manganese Green Sand, Nozel, Filtrasi tank
WATER TREATMENT PLANT
1. DEFINISI
Water
Treatment Plant adalah sebuah system yang difungsikan untuk mengolah air dari
kualitas air baku (influent) yang kurang bagus agar mendapatkan kualitas air
pengolahan (effluent) standart yang di inginkan/ditentukan atau siap untuk di
konsumsi.
2.
PARAMETER
Parameter
Fisik:
Parameter
fisik air biasanya di lihat dari unsur yang berhubungan dengan indra manusia
seperti penglihatan, sentuhan, rasa dan penciuman, yang meliputi Turbidity
(kekeruhan), warna, bau, rasa dan suhu. Sistem pengolahan yang biasa di gunakan
adalah Sistem Sedimentasi (Pengenda-pan), Filtrasi dan penambahan desinfektan.
Jika
dilihat dari jenis senyawanya di bagi menjadi 2(dua) yaitu:
1.
Parameter Kimia
Senyawa
kimia yang sering di temukan pada air adalah Fe, Mn, Ca, Mg, Na, SO4, CO3. Jika
air memiliki kandungan senyawa kimia yang berlebihan (tidak masuk standart
konsumsi yang aman), Pengolahan dapat dilakukan dengan sistem filtrasi dengan
menggunakan media tertentu misalnya system Reverse Osmosis atau Demineralier
dan Softener.
2.
Parameter Biologi
Parameternya
dilihat berdasarkan adanya mikroorganisme yang ada di dalam air. Bila jumlah
mikro-organisme di dalam air berlebihan biasanya akan mengganggu kesehatan bila
di konsumsi. Pengola-han dapat dilakukan dengan menggunakan desinfektan atau
alat yang biasa digunakan, misalnya in-jeksi Chlor, System UV dan System Ozone
(O3).
3. UNIT
A. Sand
Filter
Sistem
filtrasi ini menggunakan media pasir silica yang di tumpuk di atas gravel,
system sand fil-ter berfumgsi sebagai penyaring/menghilangkan kotoran yang kasat
mata (mis: kekeruhan, lumut dll.) yang mempunyai daya saring 20-30μ (tergantung
brand/jenis media).
Biasanya
media ini mempunyai umur 3-4 tahun (tergantung influent).
Maintenance
1.
Backwash
Backwash
adalah pencucian yang dilakukan untuk menghilangkan kotoran yang terakumulasi
di atas media dengan metode aliran terbalik (dari bawah ke atas/kebalikan
system running). Air ha-sil backwash langsung di buang melalui drain. Backwash
biasanya di lakukan setiap 1-2 hari selama 30-60 menit(tergantung influent dan
ting-kat kekotoran media) bila tekanan air yang keluar lebih rendah dari
tekanan air yang masuk fil-ter.
2.
Sanitasi
Dilakukan
setiap bulan atau saat hasil analisa mikro tidak masuk standart yang di
tentukan.
Sanitasi
dilakukan dengan cara memasukkan bahan sanitasi (mis: oxonia dll.) kedalam
tangki dan di rendam bersama media dengan jumlah dan waktu yang telah di
tentukan. Selain itu sani-tasi bisa juga di lakukan dengan cara merendam media
dengan air ber suhu di atas 80° Celcius selama 1-2 jam.
3. Rinse/Pembilasan
Dilakukan
setelah proses backwash atau sanitasi selesai yang bertujuan untuk membilas
kotoran-kotoran yang tersisa pada proses backwash juga menghilangkan sisa bahan
sanitasi yang tersisa pada proses sanitasi.Air hasil Rinse langsung di buang
melalui drain.
B.
Karbon Aktif Filter
Sistem
filtrasi ini menggunakan media arang, yang saat ini banyak di gunakan adalah
arang ba-tubara dan batok kelapa, system ini berfungsi sebagai bau, warna,
bahan organic termasuk sisa chlor.
Biasanya
Karbon aktif bisa bertahan sampai 1-2 tahun (tergantung influent).
Maintenance
1.
Backwash
Dilakukan
setiap 1-2 hari tergantung tingkat kekotoran atau pada saat media jenuh(tidak
mampu menyaring sisa chlor).
2.
Sanitasi
Dilakukan
setiap bulan atau hasil analisa mikro tidak masuk standart yang di tentukan.
Biasanya
di rendam air dengan suhu diatas 80º Celcius (autoclave) selama 2 jam.Juga
dalam ka-sus tertentu dapat di rendam dengan bahan sanitasi selama 30 menit
untuk sanitasi (penting!: karbon aktif tidak di anjurkan di rendam bahan
sanitasi terlalu lama juga terlalu sering).
3.
Rinse/Pembilasan
Dilakukan
setelah proses backwash atau sanitasi selesai.
C.
Softener (Jika memakai system softener)
Sistem
filtrasi ini menggunakan media resin kation yang di aktifkan menggunakan garam,
sys-tem ini berfungsi menghilangkan kesadahan (Ca dan Mg).
Umur
media mencapai 10-12 bulan (tergantung influent).
Maintenance
1.
Backwash
Dilakukan
sebelum melakukan regenerasi.
2.
Regenerasi
Dilakukan
pada saat media telah jenuh (tidak mampu menurunkan kesadahan) dengan cara
mer-endam/mengaliri media dengan larutan garam.
3.
Sanitasi
Dilakukan
dengan cara mengaliri media dengan larutan chlor konsentrasi rendah (0,1-0,2
ppm) selama beberapa menit (1-2 menit).
4. Rinse/Pembilasan
Dilakukan
setelah 3 ( tiga) proses diatas selesai.
D.
Kation (Jika memakai system Demineralizer)
Sistem
filtrasi ini memakai media resin kation yang di aktifkan menggunakan larutan
Hcl yang berfungsi menurunkan total alkalinitas, kesadahan. Sebagai catatan
sistem ini juga menurunkan pH air yang diproses (<4) Umur media mencapai 10–
12 bulan (tergantung influent). Maintenance 1. Backwash Dilakukan sebelum
proses regenerasi 2. Regenerasi Proses ini dilakukan apabila resin kation sudah
jenuh, ini bisa di tandai dengan melihat salah satu parameter air effluent
tidak masuk standart (mis: pH naik (>4), alkalinity dan kesadahan tinggi
(nilai influent mendekati effluent)).
3.
Sanitasi
Dilakukan
bila hasil analisa mikro tidak masuk standart.
4.
Pembilasan
Dilakukan
setelah 3(tiga) proses diatas selesai.
E. Anion
(Jika memakai system Demineralizer)
Sistem
filtrasi ini memakai media resin anion yang di aktifkan menggunakan larutan
NaoH yang berfungsi menurunkan total alkalinitas, kesadahan. Sebagai catatan
sistem ini juga menaikkan pH air yang diproses (>10). Umur media mencapai
10– 12 bulan (tergantung influent).
Maintenance
1.
Backwash
Dilakukan
sebelum proses regenerasi
2.
Regenerasi
Proses
ini dilakukan apabila resin kation sudah jenuh, ini bisa di tandai dengan
melihat salah satu parameter air effluent tidak masuk standart (mis: pH turun
(<9), alkalinity dan kesadahan tinggi (nilai influent mendekati effluent)).
3.
Sanitasi
Dilakukan
bila hasil analisa mikro tidak masuk standart.
4.
Pembilasan
Dilakukan
setelah 3(tiga) proses diatas selesai.
PENGOLAHAN
LIMBAH B3
Definisi
limbah B3 berdasarkan BAPEDAL (1995) ialah setiap bahan sisa (limbah) suatu kegiatan
proses produksi yang mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3) karena sifat (toxicity,
flammability, reactivity, dan corrosivity) serta
konsentrasi atau jumlahnya yang baik secara langsung maupun tidak langsung
dapat merusak, mencemarkan lingkungan, atau membahayakan kesehatan manusia.
Definisi lain dari limbah B3 berdasarkan Peraturan Pemerintah No.18/1999
ialah “Limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) adalah sisa suatu usaha
dan/atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan/atau beracun yang karena
sifat dan/atau konsentrasinya dan/atau jumlahnya, baik langsung maupun tidak
langsung dapat mencemarkan dan/atau merusakkan lingkungan hidup, dan/atau dapat
membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta
makhluk hidup lain” .
Jenis-jenis
proses pengolahan limbah secara fisik dan kimia antara lain :
1.
Proses pengolahan secara kimia :
- Reduksi-Oksidasi
- Elektrolisasi
- Netralisasi
- Presipitasi / Pengendapan
- Solidifikasi / Stabilisasi
- Absorpsi
- Penukaran ion, dan
- Pirolisa
2. Proses pengolahan limbah secara fisik :
- Pembersihan gas : Elektrostatik presipitator, Penyaringan partikel, Wet scrubbing, dan Adsorpsi dengan karnbon aktif
- Pemisahan cairan dengan padatan : Sentrifugasi, Klarifikasi, Koagulasi, Filtrasi, Flokulasi, Floatasi, Sedimentasi, dan Thickening
- Penyisihan komponen-komponen yang spesifik : Adsorpsi, Kristalisasi, Dialisa, Electrodialisa, e, Leaching, Reverse osmosis, Solvent extraction, dan Stripping
Penerapan
sistem pengolahan limbah harus disesuaikan dengan jenis dan karakterisasi dari
limbah yang akan diolah dengan memperhatikan 5 hal sebagai berikut :
- Biaya pengolahan murah,
- Pengoperasian dan perawatan alat mudah,
- Harga alat murah dan tersedia suku cadang,
- Keperluan lahan relatif kecil, dan
- Bisa mengatasi permasalahan limbah tanpa menimbulkan efek samping terhadap lingkungan.
Teknologi
Pengolahan
Terdapat
banyak metode pengolahan limbah B3 di industri, tiga metode yang paling populer
di antaranya ialah chemical conditioning, solidification/Stabilization,
dan incineration.
Chemical
Conditioning
Salah
satu teknologi pengolahan limbah B3 ialah chemical conditioning.
TUjuan utama dari chemical conditioning ialah:
1.
- menstabilkan senyawa-senyawa organik yang terkandung di dalam lumpur
- mereduksi volume dengan mengurangi kandungan air dalam lumpur
- mendestruksi organisme patogen
- memanfaatkan hasil samping proses chemical conditioningyang masih memiliki nilai ekonomi seperti gas methane yang dihasilkan pada proses digestion
- mengkondisikan agar lumpur yang dilepas ke lingkungan dalam keadaan aman dan dapat diterima lingkungan
Chemical
conditioning terdiri dari beberapa tahapan sebagai berikut:
1. Concentration
thickening
Tahapan
ini bertujuan untuk mengurangi volume lumpur yang akan diolah dengan cara
meningkatkan kandungan padatan. Alat yang umumnya digunakan pada tahapan ini
ialah gravity thickener dan solid bowl centrifuge.
Tahapan ini pada dasarnya merupakan tahapan awal sebelum limbah dikurangi kadar
airnya pada tahapan de-watering selanjutnya. Walaupun tidak
sepopuler gravity thickener dan centrifuge, beberapa unit
pengolahan limbah menggunakan proses flotation pada tahapan awal
ini.
2. Treatment,
stabilization, and conditioning
Tahapan
kedua ini bertujuan untuk menstabilkan senyawa organik dan menghancurkan
patogen. Proses stabilisasi dapat dilakukan melalui proses pengkondisian secara
kimia, fisika, dan biologi. Pengkondisian secara kimia berlangsung dengan
adanya proses pembentukan ikatan bahan-bahan kimia dengan partikel koloid.
Pengkondisian secara fisika berlangsung dengan jalan memisahkan bahan-bahan kimia
dan koloid dengan cara pencucian dan destruksi. Pengkondisian secara biologi
berlangsung dengan adanya proses destruksi dengan bantuan enzim dan reaksi
oksidasi. Proses-proses yang terlibat pada tahapan ini ialahlagooning, anaerobic
digestion, aerobic digestion, heat treatment,polyelectrolite
flocculation, chemical conditioning, dan elutriation.
3. De-watering
and drying
De-watering
and drying bertujuan untuk menghilangkan atau mengurangi
kandungan air dan sekaligus mengurangi volume lumpur. Proses yang terlibat pada
tahapan ini umumnya ialah pengeringan dan filtrasi. Alat yang biasa digunakan
adalah drying bed, filter press, centrifuge, vacuum
filter, dan belt press.
4. Disposal
Disposal
ialah proses pembuangan akhir limbah B3. Beberapa proses yang terjadi sebelum
limbah B3 dibuang ialah pyrolysis,wet air oxidation,
dan composting. Tempat pembuangan akhir limbah B3 umumnya
ialah sanitary landfill, crop land, atauinjection
well.
Solidification/Stabilization
Di
samping chemical conditiong, teknologi solidification/stabilization
juga dapat diterapkan untuk mengolah limbah B3. Secara umum stabilisasi dapat
didefinisikan sebagai proses pencapuran limbah dengan bahan tambahan (aditif)
dengan tujuan menurunkan laju migrasi bahan pencemar dari limbah serta untuk
mengurangi toksisitas limbah tersebut. Sedangkan solidifikasi didefinisikan
sebagai proses pemadatan suatu bahan berbahaya dengan penambahan aditif. Kedua
proses tersebut seringkali terkait sehingga sering dianggap mempunyai arti yang
sama. Proses solidifikasi/stabilisasi berdasarkan mekanismenya dapat dibagi
menjadi 6 golongan, yaitu:
- Macroencapsulation, yaitu proses dimana bahan berbahaya dalam limbah dibungkus dalam matriks struktur yang besar
- Microencapsulation, yaitu proses yang mirip macroencapsulation tetapi bahan pencemar terbungkus secara fisik dalam struktur kristal pada tingkat mikroskopik
- Precipitation
- Adsorpsi, yaitu proses dimana bahan pencemar diikat secara elektrokimia pada bahan pemadat melalui mekanisme adsorpsi.
- Absorbsi, yaitu proses solidifikasi bahan pencemar dengan menyerapkannya ke bahan padat
- Detoxification, yaitu proses mengubah suatu senyawa beracun menjadi senyawa lain yang tingkat toksisitasnya lebih rendah atau bahkan hilang sama sekali
Teknologi
solidikasi/stabilisasi umumnya menggunakan semen, kapur (CaOH2), dan bahan
termoplastik. Metoda yang diterapkan di lapangan ialah metoda in-drum
mixing, in-situ mixing, danplant mixing. Peraturan mengenai
solidifikasi/stabilitasi diatur oleh BAPEDAL berdasarkan Kep-03/BAPEDAL/09/1995
dan Kep-04/BAPEDAL/09/1995.
Incineration
Teknologi
pembakaran (incineration ) adalah alternatif yang menarik dalam
teknologi pengolahan limbah. Insinerasi mengurangi volume dan massa limbah hingga
sekitar 90% (volume) dan 75% (berat). Teknologi ini sebenarnya bukan solusi
final dari sistem pengolahan limbah padat karena pada dasarnya hanya
memindahkan limbah dari bentuk padat yang kasat mata ke bentuk gas yang tidak
kasat mata. Proses insinerasi menghasilkan energi dalam bentuk panas. Namun,
insinerasi memiliki beberapa kelebihan di mana sebagian besar dari komponen
limbah B3 dapat dihancurkan dan limbah berkurang dengan cepat. Selain itu,
insinerasi memerlukan lahan yang relatif kecil.
Aspek penting
dalam sistem insinerasi adalah nilai kandungan energi (heating value)
limbah. Selain menentukan kemampuan dalam mempertahankan berlangsungnya proses
pembakaran, heating value juga menentukan banyaknya energi yang dapat diperoleh
dari sistem insinerasi. Jenis insinerator yang paling umum diterapkan untuk
membakar limbah padat B3 ialah rotary kiln, multiple hearth, fluidized
bed, open pit, single chamber, multiple
chamber, aqueous waste injection, dan starved air unit.
Dari semua jenis insinerator tersebut, rotary kiln mempunyai
kelebihan karena alat tersebut dapat mengolah limbah padat, cair, dan gas
secara simultan.
PT. DUTA ABDYA PERKASA adalah perusahaan yang juga bergerak dibidang Agent, distributor, supplier, kontraktor dan perdagangan umum. PT. DUTA ABDYA PERKASA merupakan Agent, Distributor Kimia & Media Khusus Water Treatment, supplier Kimia Industri / Drilling , Laboratorium equipment , Electric dan Mekanik untuk berbagai industri.
Produk yang kami pasarkan terutama untuk water management merupakan produk yang sangat efektif dan ramah lingkungan yang mengacu kepada US EPA, OSHA and European environmental standards. Perusahaan kami juga merupakan kontraktor dan perancangan untuk water treatment plant seperti : Reserve Osmosis , Pabrik AMDK, Demineralizer plant, Softener plant, Sand filter, Water Treatment Plant, WasteWater Treatment Plant, Sawage Water Treatment Plant. PT. DUTA ABDYA PERKASA juga akan memberikan After Sales Service secara berkala untuk program Water Management.
Produk / Jasa Utama kami antara lain :
• K I M I A
Kimia Industri, Kimia Drilling, Kimia Crumb Rubber, Kimia Analys, Kimia Pengolahan Air Bersih
• LABORATORIUM EQUIPMENT
Laboratorium mutu air, industrie, tambang, minyak kelapa sawit, crumb rubber / karet
• MEDIA FILTRASI AIR Anthracite, Karbon Aktive, Silica Sand / Gravel, Zeolit, Ferrolite, Manganese Green Sand, Nozel, Filtrasi tank
• ION ECHING RESIN, RESIN FOR SOFTENER, RESIN FOR DEMINERALIZER, RESIN FOR MIXBED, RESIN FOR CHLORALKALI
• INSULATION
Hot insulation, Cols Insulation, Insulation for ducting
• WATER & WASTE WATER TREATMENT PLANT
Mendisain, Membangun Water Treatment Plant dan Wastewater Treatment Plant. Membangunan/ Mensupply. : Clarifier cylender, clarifier lamella, Anion Tank, Cation Tank, Sand filter tank, carbon aktive tank, dll
• WTP EQUIPMENT & MECHANIC
Pump : Centrififugal , summersible, Gear , Multistage, Deep well, Dosing pump, Chemicals pump.
Mixer, Agitator, Drum Chemicals, Electromotor, gear & gearbox,
Untuk informasi jasa, produk dan harga dapat menghubungi kami di +62 778 424197 atau 08117015990 atau email di: abdyaperkasa@yahoo.com
WATER TREATMENT FOR HOME
PENGOLAHAN AIR SUNGAI
• INSULATION
Hot insulation, Cols Insulation, Insulation for ducting
• WATER & WASTE WATER TREATMENT PLANT
Mendisain, Membangun Water Treatment Plant dan Wastewater Treatment Plant. Membangunan/ Mensupply. : Clarifier cylender, clarifier lamella, Anion Tank, Cation Tank, Sand filter tank, carbon aktive tank, dll
• WTP EQUIPMENT & MECHANIC
Pump : Centrififugal , summersible, Gear , Multistage, Deep well, Dosing pump, Chemicals pump.
Mixer, Agitator, Drum Chemicals, Electromotor, gear & gearbox,
Untuk informasi jasa, produk dan harga dapat menghubungi kami di +62 778 424197 atau 08117015990 atau email di: abdyaperkasa@yahoo.com
WATER TREATMENT FOR HOME
WATER TREATMENT FOR HOSPITAL
WATER TREATMENT FOR INDUSTRIES
SEA WATER TREATMENT
(PENGOLAHAN AIR ASIN MENJADI AIR TAWAR)
PABRIK AIR MINUM DALAM KEMASAN (AMDK)
WATER TREATMENT FOR RESTORANT
WATER TREATMENT FOR VILLA LOUNDRY
Ultrafiltration
Ultra Filtration is filtering between micro-filtering and nanometer-filter, which is applied to separation, concentration and purification of substance. Its token is that with hold amount of molecule substance such as mote solvent in liquor, which make makro molecule, colloid and mote etc with hold on the film suface; then substance cycle to flow to from concentration liquid and reach the aim of separation, concentration and purification of substance.
Reverse Osmosis ( RO )
Reverse
Osmosis
Tap,
Brackish, and Seawater (Desalination)
Designed to
produce low dissolved solids water from tab, brackish or sea water, these
system use high quality reverse osmosis membranes. The product water is used in
application such as semi conductor, boiled feed, pharmaceutical, municipal,
water reuse, food processing, bottling, and a wide variety of other
applications.
RO system
use fouling resistant membranes, pressure vessel from special composite,
contain multiple element and are mounted in a horizontal position, pressurized
water system generated by heavy duty vertical multistage stainless steel pump.
Over 10
years of experience is reflected in our quality
Heavy duty
marine painted frame
SS High
pressure components
Microprocessor
Controlled Operation
Conservatively
engineered for reliable long time performance
Factory
tasted to ensure trouble free operation
PLC &
Touch Screen monitor available for large system
Waste Water Treatment Plant
The Wastewater Treatment division of Duta Abdya Perkasa treats industrial
and commercial waste (such as domestic sewage waste) to the current
regulation or better. These wastewater are usually treated for solids
removal using conventional clarification and further treatment may
involve biological oxygen demand (BOD) removal using biological methods
or other hazardous contaminants by setting/absorption. More efficient
systems using membrane bio reactors are becoming more and more commonly
used because of the law sludge production and higher quality effluent.
With new types of membranes. It is now possible to recycle some of the
water for reuse. Similar to the water treatment systems, Duta Abdya Perkasa
also manufactures and assembles all these systems.